Surat Untuk Wakil Presiden
Banda
Aceh, 21 Maret 2012
Kepada Yth,
Bapak Wakil Presiden RI
di-
Tempat
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Bagaimana
kabar bapak sekarang ini? Semoga bapak tetap dalam lindungan Allah SWT. Amiin.
Kedatangan surat saya hari ini bukanlah untuk meminta bapak untuk turun dari
jabatan wakil presiden. Akan tetapi saya ingin menyampaikan pikiran-pikiran
saya kepada bapak. Walaupun masih awam, saya harap dapat berguna bagi kita
semua.
Bapak
Wakil Presiden yang saya banggakan,
Sebagai mantan kepala Bank
Indonesia dan mantan Menko Perekonomian RI, tentunya bapak sudah mengerti
sistem ekonomi apa yang diterapkan di Indonesia saat ini. Sistem ekonomi
campuran. Sistem campuran antara sistem ekonomi pasar dan terencana. Mungkin
sistem ini menguntungkan Indonesia. Namun ada satu sistem ekonomi yang juga
menguntungkan, yaitu sistem ekonomi syariah. Ekonomi yang berbasiskan hukum
Islam. Saya rasa ini sistem ekonomi yang sangat menguntungkan setelah saya
membaca beberapa refensi. Sistem ekonomi yang menguntungkan dua belah pihak
karena sama-sama bagi hasil.
Saya tahu, bapak lebih mengetahui bagaimana
sistem ekonomi syariah maupun campuran tersebut, dan bapak pasti mempunyai
alasan mengapa Indonesia belum menerapkan sistem ekonomi syariah. Menurut
sumber yang saya baca, Presiden Barrack Obama juga sedang menilik sistem
ekonomi syariah ini.mereka yang nonmuslim saja sangat antusias dengan sistem
ekonomi syariah. Mengapa Indonesia tidak? Saya yakin, dengan menerapkan sistem
ekonomi syariah, Indonesia akan semakin maju. Asalkan korupsi di negeri ini
musnah.
Bapak
Wakil Presiden yang dijaga kehormatannya
Miris sekali hati saya ketika
tahu bahwa rokok adalah penyebab kematian nomor dua di Indonesia setelah
penyakit serangan jantung. Jumlah angka kematian akibat rokok, meningkat tiap
tahunnya. Ini akibat kecanduan mereka terhadap rokok dan didukung pajak rokok
yang murah. Sehingga mereka dengan mudahnya mengkonsumsi rokok. Bahkan murid SD
pun sudah bisa membeli rokok dengan uang jajannya sendiri. Ironis sekali.
Melihat
kondisi ini, mengapa pajak rokok tidak dinaikkan saja? Justru menguntungkan.
Devisa begara bertambah, dan angka kematian akan berkurang. Bagi mereka yang
tidak kecanduan, tidak akan merugikan negara karena tidak membeli rokok. Justru
mereka akan menyimpan uang tersebut dan membeli kebutuhan mereka yang lain.
Sangat menguntungkan bukan?
Saya
harap, setelah bapak membaca surat saya ini, akan ada perubahan baik itu besar
maupun kecil. Saya hanya ingin Indonesia makmur dan sejahtera. Terlepas dari
itu, saya tidak menginginkan apa-apa. Ayo! Indonesia pasti bisa!
Wassalam
Hormat Saya
Nasyaya Ulva Arskadius
SMA Laboratorium Unsyiah, Banda
Aceh, Aceh
nasyayaarskadius@ymail.com
Komentar
Posting Komentar