Surat Untuk Presiden

Banda Aceh, 20 Maret 2012

Kepada Yth,
Bapak Presiden RI
di-
Tempat

Assalamu’alaikum wa rahmatulahi wa barakatuh

Saya tahu, menjadi seorang pemimpin negara tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Begitu banyak resiko yang harus bapak tanggung atas jabatan itu. Terkadang saya heran terhadap para pendemo yang dengan lantangnya berkoar-koar diberbagai tempat untuk meminta anda turun dari jabatan Presiden RI. Mengapa mereka memilih bapak sebagai penerus pemerintahannya jika mereka pada akhirnya meminta bapak untuk mundur. Betapa anehnya kondisi Indonesia sekarang.
Sebelumnya saya ingin meminta maaf kepada bapak karena telah menyita waktunya untuk dapat membaca surat dari saya ini. Saya hanya ingin menyampaikan aspirasi serta keluhan yang mewakili tidak sedikit masyarakat miskin di Indonesia. Saya harap, setelah bapak membaca surat kecil saya ini, setidaknya akan ada setitik kebahagiaan yang dapat diberikan kepada masyarakat miskin tersebut.
Bapak Presiden yang terhormat,
Kita memang telah merdeka dari penjajah. Akan tetapi ada pertanyaan yang masih mengambang dan mengusik pikiran saya. Apakah kita benar-benar telah merdeka? Apakah kita sudah benar-benar merdeka? Merdeka dari para koruptor, kemiskinan, kebodohan, dan KKN. Melihat apa yang sedang terjadi sekarang, semua orang pasti menjawab tidak. Kita memang telah merdeka dari penjajah, kita dapat mengusir mereka. Tapi kita belum mampu mengusir KKN, kemiskinan, dan kebodohan yang sekarang menjajah bumi pertiwi kita ini. Karena didalam perspektif masa kini dan ke depan, yang diperlukan pemerintah adalah orang-orang taat beragama dan jujur. Bukannya mereka yang jago berbohong.
            Bapak Presiden yang terhormat, akhir-akhir ini diberbagai media massa, banyak memberitakan bahwa BBM akan mencapai harga Rp.6000 per liternya. Bahkan di NTT untuk mendapat 1 liter BBM, masyarakat terpaksa merogoh kocek sebesar Rp.15.000. Tidak masalah bagi mereka yang mampu membelinya. Tetapi bagi mereka yang tidak mampu, apa mau dikata? Contohkan saja nelayan. Mereka sangat butuh bensin untuk menjalankan perahunya. Bagaimana jika mereka tidak melaut hanya karena harga bensin yang melambung tinggi? Tidak ada nelayan, itu berarti tidak ada makanan laut untuk kita. Kita tidak dapat lagi menikmati kelezatan makanan laut. Sebaiknya jika ingin menaikkan harga BBM, bagi mereka yang sangat kita butuhkan jasanya dan mereka dalam keadaan tidak mampu, tetap dijual dengan harga normal.
            Demikianlah surat dari saya ini.. Saya dan banyak masyarakat di Indonesia sangat berharap akan adanya peningkatan kinerja dari pegawai  pemerintahan guna menunjukkan bahwa Indonesia akan lebih maju dibandingkan negara-negara lainnya. Jaya Indonesiaku!!

Wassalam


Hormat Saya,

Nasyaya Ulva Arskadius
SMA Laboratorium Unsyiah, Banda Aceh, Aceh

nasyayaarskadius@ymail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Post-hiatus

Pusing Aduhai

Pengalaman Ikut SIMAK UI 2018 (berisi Tips dan Trik)